Konsep dari siklus; batuan
yang dianggap sebagai kerangka dasar dalam geologi fisik, secara langsung
diungkapkan oleh James Hutton. Siklus batuan seperti terlihat pada gambar 1.3
memperlihatkan proses‑proses dan material yang membentuk batuan‑batuan penyusun
kerak bumi. Dengan mempelajari siklus batuan berarti kita mengamati banyak
hubungan antara proses‑proses geologi yang sangat bervariasi, yang mengubah
satu jenis batuan menjadi jenis batuan lainnya. Jenis batuan yang pertama
yaitu batuan beku, terbentuk dari proses pendinginan hingga mengalami pembekuan
dari magma. Magma merupakan material cair yang panas yang
terdapat di dalam bumi. Proses pembekuan magma disebut juga kristalisasi, karena
pada proses inilah terbentuknya kristal‑kristaldari mineral penyusun batuan.
Proses ini dapat terbentuk baik di dalam bumi maupun di permukaan bumi
bersamaan dengan aktivitas gunung api. Jika batuan beku tersebut dan batuan‑batuan
lain penyusun kerak bumi tersingkap atau muncul kepermukaan bumi, batuan‑batuan
tersebut akan mengalami proses pelapukan (Weathering). Proses
ini disebabkan oleh pengaruh yang terus menerus dari atmosfer dan hidrosfer
yang secara perlahan‑lahan merubah batuan tersebut menjadi bagian‑bagian yang
kecil, dan atau komposisi kimianya. Material-material yang dihasilkan oleh
proses tersebut akan mengalami pengikisan (erosi), kemudian mengalami proses
pengangkutan (transportasi), dan rendah pada permukaan bumi. Proses‑proses
tersebut yang telah disebutkan dilakukan oleh agen (media) selanjutnya
mengalami proses pengendapan pada cekungan‑cekungan atau ternpat‑tempat yang geologi, yaitu; gravitasi,
air, angin, dan es (salju).
Sedangkan material hasil
dari proses‑proses tersebut disebut sedimen. Tempat‑tempat
diendapkannya sedimen antara lain berupa, sungai, lembah, danau dan laut.
Bentuk tubuh endapannya, pada umumnya mengikuti bentuk cekungan pengendapannya
dan biasanya mendatar (horisontal). Setelah mengalami pengendapan, material
sedimen tersebut akan mengalami proses pemadatan yaitu perubahan dari material
sedimen lepas menjadi batuan dan disebut batuan sedimen. Proses
perubahan tersebut; disebut juga proses litifikasi. Proses
litifikasi dapat terjadi karena pembebanan oleh material yang ada di atasnya
atau oleh pengisian rongga antar butiran yang disebut proses penyemenan
(sementasi).Selanjutnya apabila batuan yang sudah ada (batuan beku dan batuan sedimen) tertutup di bawah permukaan bumi, batuan tersebut dapat mengalami gaya‑gaya yang terdapat di dalam bumi yang membentuk pegunungan. Gaya‑gaya tersebut biasanya diikuti oleh perubahan temperatur dan tekanan yang besar. Akibat perubahan kondisi lingkungan tersebut maka batuan akan mengalami perubahan yang membentuk batuan ubahan atau batuan metamorf.Sedangkan proses perubahan temperatur dan tekanan yang besar sehingga membentuk batuan metamorf disebut dengan proses metamorfisme, Jika perubahan temperatur dan tekanan ini melampaui titik lebur batuan, maka batuan‑batuan tersebut akan mengalami peleburan (pencairan) sehingga membentuk magma kembali. Selanjutnya siklus batuan akan terulang kembali. Siklus yang lengkap seperti di atas tidak selalu terjadi demikian. Jalan pintas dalam siklus, tersebut juga sering terjadi. Sebagai contoh batuan beku selain tersingkap di permukaan bumi dan mengalami proses pelapukan dan erosi, dapat juga mengalarni proses metamorfisme jauh di bawah permukaan bumi dan membentuk batuan metamorf. Selain itu batuan metamorf dan sedimen yang sudah terbentuk juga dapat mengalami proses‑proses di permukaan bumi dan menjadi material rombakan sebagai sumber batuan sedimen.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar