Welcome to My Website

Kamis, 15 Mei 2014

Lanslide dan Penurunan Permukaan

Landslide(Longsor) atau sering disebut gerakan tanah adalah suatu peristiwa geologi yang terjadi karena pergerakan masa batuan atau tanah dengan berbagai tipe dan jenis seperti jatuhnya bebatuan atau gumpalan besar tanah. Secara umum kejadian longsor disebabkan oleh dua faktor yaitu faktor pendorong dan faktor pemicu.Faktor pendorong adalah faktor-faktor yang memengaruhi kondisi material sendiri, sedangkan faktor pemicu adalah faktor yang menyebabkan bergeraknya material tersebut. Meskipun penyebab utama kejadian ini adalah gravitasi yang memengaruhi suatu lereng yang curam, namun ada pula faktor-faktor lainnya yang turut berpengaruh:

  • erosi yang disebabkan aliran air permukaan atau air hujan, sungai-sungai atau gelombang laut yang menggerus kaki lereng-lereng bertambah curam
  • lereng dari bebatuan dan tanah diperlemah melalui saturasi yang diakibatkan hujan lebat
  • gempa bumi menyebabkan getaran, tekanan pada partikel-partikel mineral dan bidang lemah pada massa batuan dan tanah yang mengakibatkan longsornya lereng-lereng tersebut
  • gunung berapi menciptakan simpanan debu yang lengang, hujan lebat dan aliran debu-debu
  • getaran dari mesin, lalu lintas, penggunaan bahan-bahan peledak, dan bahkan petir berat yang terlalu berlebihan, misalnya dari berkumpulnya hujan atau salju 
Penurunan Tanah atau Amblesan tanah merupakan proses penurunan muka tanah yg terjadi secara alamiah karena konsolidasi pada lapisan tanah dangkal dan lapisan tanah lunak maupun karena penurunan tekanan air tanah pada sistem aquifer di bawahnya akibat pengaruh kegiatan manusia di atas permukaan tanah dan pengambilan air tanah. 

Penyebab

1. Tambang batubara, terutama metoda penggalian keseluruhan (total extraction) contohnya metoda longwall atau block caving. Tetapi kadang-kadang pada sistemroom and pillar pada kedalaman yang dangkal memungkinkan terjadinya amblesan dan geometri dari amblesan mencerminkan pola pola support yang ada. Adanya spontaneous combustion pada lapisan batubara juga bisa menyebabkan timbulnya amblesan. Amblesan sebagai akibat penambangan biasanya hanya terjadi pada skala kecil (lokal) yaitu di daerah bekas tambang yang bersangkutan saja. Meskipun demikian faktor geologi tetap mempunyai peranan yang penting.

2. Penambangan untuk endapan berlapis (stratiform), contohnya garam, bijih besi, gipsum dll.

3. Pemompaan air tanah, uap geothermal dan minyak bumi yang berlebihan, akan menaikkan efektifitas tekanan dan mengakibatkan kompaksi dan amblesan tanah.

4. Penambangan pada badan bijih yang mempunyai kemiringan yang sangat tajam dan berbentuk pipa

5. Pengeringan pada endapan gambut atau lignite.

6. Akibat tektonik, biasanya peristiwa ini terjadi akibat turunnya bagian bawah dari patahan atau sinklin. Umumnya terjadi sangat lambat walaupun pernah terjadi amblesan sedalam 2 m dalam waktu yang singkat.

7. Beban dari luar.

8. Pelarutan batuan di bawah tanah. Amblesan ini umumnya terjadi akibat proses pelapukan kimia pada batu gamping, dolomite dan gipsum. Pelarutan ini merupakan proses alamiah, tetapi akibat perubahan hidrologi kemungkinan proses pelarutan akan dipercepat sehingga menyebabkan amblesan.

Proses kejadiannya

  Fenomena tanah ambles biasanya terjadi tiba-tiba, walaupun hanya dikenal di tempat-tempat tertentu yang rawan ambles, fenomena ini telah terjadi di seluruh dunia. Awalnya ditandai dengan bocornya pipa-pipa ledeng yang berkarat, itu menandakan tanah berpijak kita sedang amblespertahan, dan suatu hari nanti wuuusss...! Bangunan-bangunan diatasnya akan tersedot kedalamnya dan jalan-jalan akan hancur. Tapi ada juga yang amblesnya bersifat alami bukan karena campur tangan manusia dan hasilnya sangat indah dan menakjubkan

Dampak/akibat

1. Retakan pada dinding batu yang disebabkan oleh tekanan dan tarikan.

2. Mengubah bentuk bingkai pintu dan jendela, dan badan jalan.

3. Bangunan-bangunan tinggi menjadi tidak seimbang atau miring, misalnya chimney, tower transmisi.

4. Masuknya air ke area penambangan.

5. Banjir pada daerah rendah atau menjadi rawa.

6. Kerusakan pada jaringan pipa atau terjadinya aliran balik di dalam pipa.

7. Retakan terbuka sampai ke permukaan tanah akan mengakibatkan rusaknya konstruksi di atasnya.

8. Perubahan pola aliran permukaan dan air tanah.

Upaya/usaha penanggulangan

· Pengawasan yang melekat mengenai amblesan tanah

· Perlunya tenaga teknik spesifik yang berkompeten dalam bidang amblesan tanah,

· Pemanfaatan sediment sungai untuk mendapatkan nilai ekonomisnya (pengurugan dsb)

· Tata ruang kita belum mengakomodasi Potensi Sumberdaya Air menyeluruh.

· Pengelolaan pesisir yang terkoordinasi baik antar instansi satu kabupaten maupun antar kabupaten dengan memperhatikan factor hidrologi dan geologi.

· Peningkatan kapasitas Sumber Daya Manusia dalam bidang kebencanaan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar